Pada tahun 1960, R.KH. IZZUDDIN MISHRY (seorang Ulama asal kelahiran kota kertosono, desa Mindi Kecamatan Ngroggot, putra dari KH. Syeikh Mishry) ditawari oleh H.M. Noer (kepala desa Demangan Kecamatan Taman Kota Madiun) untuk mendirikan sebuah masjid di desa demangan Kota Madiun.Alhamdulillah, tawaran tersebut menemukan kesepakatan. Selanjutnya kepala desa mengajak R.KH. IZZUDDIN MISHRY berjalan-jalan mengelilingi desa Demangan guna memilih tanah yang cocok untuk didirikan masjid. Ternyata semua tanah yang ditunjukkan tidak ada yang dipilih. Namun setelah belau berdua dalam perjalanannya sampai di tanah yang wingit (sebidang tanah peninggalan kerajaan yang menjadi kosong dan di saat itu tahun 1960 belum ada yang berani menjamahnya karena terkenal wingitnya/angkernya tanah itu ialah yang terkenal sampai sekarang dengan nama setinggil disitulah pondok pesantren Al-mujaddadiyyah berdiri dengan izin Allah SWT). R.KH. IZZUDDIN MISHRY justru berhenti dan bertanya kepada Bapak Lurah “ini tanah siapa?” Bapak Lurah menjawab “tanah ini milik saya, tapi wingit”. Selanjutnya tanah setinggil itu yang menjadi pilihan R.KH. IZZUDDIN MISHRY, maka tepat pada tanggal 30 Juni 1960 dengan sah tanah tersebut dihibahkan kepada R.KH. IZZUDDIN MISHRY seluas 2750 M2. Kemudian akta hibah dibuat di kantornotaris (TIJOOK HONG WAN) Madiun.Pada tahu 1960 bertepatan pada bulan Dzilhijjah masjid berdiri dengan cepat namun sederhana sekali, adapun luasnya 13 M2 (komlit serambi palestren). Walaupun sederhana namun terjadi keanehan yang besar sebab lampu petromak hanya digantungkan kepada satu lembar daun nyiur tidak bias jatuh.Sebelum beliau wafat berpesan kepada putra-putranya, jika mendirikan pondok pesantren supaya diberi nama Al-Mujaddadiyyah (berarti diperbaharui) setelah beliau wafat secara langsung pendidikan thoriqoh diteruskan oleh putranya yang bernama KH. M. Izzul Mutho’ BA. Karena telah lama dipersiapkan KH.M. Izzul Mutho’, BA. Lulusan pondok pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang di bawah asuhan KH. Abdul Wahab Hasbulloh dan KH. Abdul Fattah Hasyim dan kuliah di UNHAS Tebuireng Jombang, maka sejak meneruskan thoriqoh dari ayahnya juga merintis pendidikan pesantren:
Setelah 100 harinya R.KH. IZZUDDIN MISHRY (almarhum), dengan resmi membangun asrama pondok pesantren dan diberi nama Al-Mujaddadiyyah, asrama ini berdiri dengan ridloNya dan do’a restu orang tua pada bulan Dzulhijjah 1979. Adapun bangunannya terletak di depan masjid Nurul Huda (sesuai pesan almarhum KH. Izzuddin Mishry ). Asrama ini hanya menampung anak sekitar30 santri.Pada tahun 1982 membangun gedung pendidikan terdiri 3 ruang kelas dan 1 kantor.Pada tahun 1983 membentuk Yayasan (tanggal 19 Januari 1983) dengan menunjuk sebagai sekretaris ialah adiknya sendiri ketika itu masih di pondok pesantren.Pada tahun 1984 membangun asrama lagi di sebelah selatan masjid baik pelaksanaan dan perencanaannya dilaksanakan oleh adiknya (Drs. KH.M. Baihaqi Izz).
Pada tahun 1985 memperluas masjid ke sebelah utara seluas 21 M2.Pada tahun 1986 tapat tanggal 16 Juli 1986 membuka sekolah lanjutan pertama (MTs) dan mengangkat Drs. KH.M. Baihaqi Izz. Sebagai kepala sekolahnya. Sejak itu disepakati membuat singkatan Al-Mujaddadiyyah menjadi MUDDA (berarti memanjangkan sayap).Pada tahun 1987 memperluas masjid ke sebelah kiri seluas 21 M2.Pada tahun 1988 mendirikan sekolah madrasah Aliyah (MA) dan mengangkat KH. Hafidz Azazuddin sebagai kepala sekolahPada tahun 1989 memperluas masjid ke depan seluas 60 M2.Pada tahun 1991 membangun gedung madrasah AliyahPada tahun 1996 membangun asrama putriPada tahun 2000 membangun pondasi gedung lantai 3Pada tahun 2003 membuka SMK kecil jurusan kimia industry kerja sama dengan SMKN 3 Madiun.
Selasa, Mei 26, 2009
Langganan:
Postingan (Atom)